Seorang wanita karir itu sejatinya telah membuktikan bahwa mereka tidak hanya harus berada diruang privat, dalam hal ini mengurus rumah tangga saja, namun juga bisa bekerja di ruang publik, seperti halnya kaum pria.
Lihat: Hobi yang Berpotensi Menjadi Bisnis Rumahan yang Menjanjikan
Tidak sedikit pula yang beranggapan bahwa menjadi wanita karir ini juga merupakan sebuah pergerakan, dimana kaum hawa ingin mendapatkan derajat yang sama dengan kaum adam, yang seringkali disebut juga dengan feminisme.
Alasan Mengapa Menjadi Wanita Karir
Meskipun penjelasan antara pejuang feminisme itu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya, lantaran perbedaan pemicu, setidaknya ada satu kesamaan, yakni mereka tidak lagi menjadi pihak yang inferior.
Pergerakan tersebut melahirkan kesadaran di mana wanita juga bisa bekerja di luar. Wanita bisa menjadi pemimpin. Wanita bisa melakukan apa yang pria lakukan.
Akan tetapi, pada saat ini, diera milenial ini, wanita karir itu tidak lagi benar-benar bentuk dari feminisme, dalam artian membuat derajat mereka setara dengan pria.
Sebab, banyak sekali wanita yang memutuskan untuk berkarir dengan alasan yang sepertinya jauh dari apa yang dimaksud dengan feminisme.
Alasan mengapa ingin menjadi wanita pekerja
Ada banyak alasan mengapa seorang wanita memutuskan untuk bekerja dan meniti karir, dan bisa jadi alasan-alasan berikut ini adalah juga alasan mengapa Anda ingin menjadi seorang wanita bekerja.
Terlanjur Menjadi Sarjana
Wanita pekerja itu pada kenyataannya tidaklah selalu seorang sarjana. Banyak wanita pekerja yang memulai karirnya dengan pendidikan yang lebih rendah, SMA misalnya.
Lihat: Barang yang Laris Dijual Online Saat Ini
Atau bahkan tidak sedikit pula dari wanita pekerja itu memiliki pendidikan yang sangat rendah dikarenakan mereka tidak bisa bersekolah lantaran tidak ada biaya.
Dan karena itu, mau tidak mau, suka tidak suka, mereka harus bekerja, alias menjadi seorang wanita pekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Yang pada akhirnya banyak dari mereka menjadi seorang business woman, dadn inilah feminisme itu.
Akan tetapi, tidak jarang dari mereka ada yang merasa terpaksa.
Biasanya karena mereka sudah kadung menjadi sarjana, maka akan terasa aneh jika harus menjadi seorang ibu rumah tangga.
Mereka harus bekerja di kantor karena percuma sekolah tinggi tapi ujungnya hanya memiliki kegiatan di dalam rumah saja.
Bahkan tidak jarang pula dari mereka yang telah terlanjur menjadi sarjana ini sebenarnya tidak memiliki niat untuk menjadi seorang wanita pekerja, akan tetapi karena merasa sayang dengan ijazah nya maka ia memutuskan untuk berkarir.
Tidak ingin menjadi buah bibir tetangga
Untuk yang satu ini biasanya masih berhubungan dengan alasan yang pertama tadi, yakni terlanjur sudah menjadi sarjana.
Saat seorang wanita sudah bersusah payah untuk kuliah, mengerjakan tugas-tugas kuliah, menyusun skripsi, dan sebagainya serta lulus dengan menghabiskan dana yang tidak sedikit, tentu mereka harus menjadi seorang wanita yang berpenghasilan tinggi.
Dan itu hanya bisa terjadi jika mereka berkarir, bekerja yang pada akhirnya membawa rasa bangga tersendiri baginya.
Selain itu, apabila mereka tidak memanfaatkan ijazahnya, dan hanya menjadi seorang ibu rumah tangga saja, sering kali mereka mendapat cemoohan dari tetangga.
Menjadi buah bibir para tetangga, terutama ibu-ibu kompleks.
Pokok gunjingannya cuma satu, 'jika sudah susah payah kuliah mengapa tidak bekerja'.
Yang pada akhirnya, mau tidak mau, mereka harus keluar rumah dan mencari pekerjaan apapun meskipun terkadang gaji yang didapatkan tidak jauh lebih baik.
Tuntutan orang tua
Ada juga alasan seorang wanita ingin bekerja dan berkarir lantaran orang tua menuntut agar ia menjadi seorang wanita karir.
Biasanya, ini terjadi karena masih berhubungan dengan dua point diatas, yakni karena terlanjur jadi sarjana dan karena menjadi bahan gunjingan para ibu-ibu kompleks.
Selain itu, ini juga kerap terjadi pada keluarga pekerja atau pengusaha, yakni kedua orang tuanya juga merupakan para pekerja.
Sehingga seakan-akan ada sebuah sistem di mana seluruh anggota keluarga harus memiliki penghasilan sendiri, entah itu berkarir sebagai karyawan atau menjadi seorang pengusaha.
Ingin mendapatkan pengakuan
Pada kenyataannya yang terjadi pada era milenial ini, kebanyakan wanita memilih untuk menjadi wanita pekerja, adalah karena ingin mendapatkan pengakuan.
Karena masyarakat milenial sekarang beranggapan dan menilai status sosial seorang wanita karir lebih baik dari pada seorang ibu rumah tangga, apalagi jika mereka menduduki jabatan yang bergengsi.
Dan kebanyakan dari masyarakat milenial juga beranggapan bahwa seorang ibu rumah tangga, seberapa berhasil yang mereka lakukan untuk mendidik anak-anaknya, tidak akan pernah dianggap lebih baik dan hebat dibandingkan seorang wanita karir.
Seorang ibu rumah tangga seolah-olah tidak ada penghargaan apapun terhadap apa yang mereka lakukan.
Padahal, keberhasilan seorang anak tidak lepas dari bagaimana seorang ibu mengasuh anak tersebut.
Jika karena sebab-sebab diatas Anda memutuskan untuk menjadi seorang wanita karir, maka Anda tidaklah memiliki kesadaran akan adanya tujuan feminisme.
Seorang wanita seharusnya memiliki alasan yang kuat mengapa mereka memutuskan untuk menjadi seorang wanita karir.
Dan salah satu alasan tersebut adalah untuk menjadi pribadi yang mandiri yang tidak memiliki ketergantungan dengan orang lain, tak terkecuali dengan suaminya sendiri.
Jadi pada dasarnya, itulah inti dari feminisme, dalam arti membuat wanita sederajat dengan laki-laki. Mereka tidak lagi inferior dan merasa menjadi makhluk kelas dua.
Lihat: PNS vs Karyawan BUMN vs Swasta, Lebih Sejahtera Mana?
Dan pada era milenial ini, hampir semua sisi kehidupan telah berubah, dan jika ditelusuri lebih dalam lagi, seorang wanita karir itu tidak selalu harus bekerja di kantor.
Sebab sekarang ini, para generasi millennial lebih dikenal dengan generasi tanpa kantor.
Artinya, mereka bisa bekerja tanpa harus punya kantor. Ada banyak sekali jenis pekerjaan yang bisa dikerjakan dari luar, yang tidak mengharuskan mereka datang ke kantor untuk melaksanakan tugas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar