Mulai dari balita hingga remaja, pancaran sinar layar gadget atau ponsel dapat membahayakan tubuh dan pikiran anak-anak Anda.
Mengapa Menatap Layar Ponsel Terlalu Lama Berbahaya Bagi Anak-anak
Anak-anak bermain dan menatap HP adalah ibarat sebuah medan perang antara orang tua dan anak-anaknya, mulai dari balita hingga remaja.
Ada kisah nyata di Amerika, ketika orangtua nya mencoba menenangkan anaknya yang berusia 2 tahun yang berteriak karena ponselnya diambil ketika ia bermain game.
Dan Anaknya yang lain, yang berusia 13 tahun menelpon kantor berita CNN, hanya karena HP nya diambil oleh orang tuanya, dan ia mengatakan bahwa ia seperti orang yang benar-benar akan mati (secara harfiah).
Banyak orang tua yang mengeluh tentang peran gadget dalam kehidupan keluarga mereka, bersamaan dengan rasa bersalahnya karena ia pun menghabiskan terlalu banyak waktu di depan gadgetnya.
Sebuah studi pada 2016 yang dilakukan oleh Common Sense Media menemukan bahwa orang tua menghabiskan waktu hingga sembilan jam sehari di depan layar ponsel.
Dan hanya dua di antaranya menggunakan ponsel untuk alasan yang berhubungan dengan pekerjaan.
Sementara 78 persen orang tua mengatakan bahwa mereka percaya mereka adalah panutan paling besar bagi anak-anaknya.
Penelitian ini menemukan keterputusan antara perilaku mereka dan persepsi mereka tentang perilaku mereka.
Tetapi orang tua HARUS membatasi waktu untuk diri mereka sendiri, terutama untuk anak-anak mereka tentang berhadapan dengan layar ponsel.
Walaupun bahkan jika itu harus dilakukan dengan bermain menjadi orang tua yang jahat, sebab kesehatan mental dan fisik mereka tergantung kepadanya.
Waktu yang Direkomendasikan Menatap Layar Gadget berdasarkan Usia
Usia Sampai Dengan 2 Tahun
Dalam rekomendasi yang dikeluarkan pada bulan Oktober 2016, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan tidak ada waktu yang direkomendasikan sama sekali untuk anak-anak di bawah usia 18 bulan.
Kecuali mereka melakukan video-chatting dengan seorang kerabat.
Jika orang tua memutuskan untuk memperkenalkan gadget kepada mereka setelah berusia 18 bulan, AAP mengatakan:
"Para orang tua ... harus memilih program yang berkualitas tinggi, dan menontonnya bersama anak-anak mereka. untuk membantu mereka memahami apa yang mereka lihat."
Bukan hanya pada tingkat pemrogramannya saja yang diperhatiankan.
Sebuah studi baru menemukan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan anak-anak di bawah usia 2 pada layar ponsel, semakin besar kemungkinan mereka untuk memiliki keterlambatan bicara.
Dr. Catherine Birken, seorang penelilti senior dan doketr anak serta ilmuwan pada Rumah Sakit Anak di Toronto, Ontario - AS, mengatakan kepada CNN, bahwa ia percaya ini adalah studi pertama yang memeriksa perangkat media seluler dan keterlambatan komunikasi pada anak-anak.
Usia 2 Hingga 5 Tahun
Untuk anak-anak usia 2 hingga 5 tahun, AAP merekomendasikan pembatasan waktu layar ponsel untuk satu jam sehari dan hanya untuk program berkualitas tinggi, dan orang tua juga harus tetap bersama-sama mereka saat mereka menatap layar ponsel mereka, pada rentang usia ini.
Usia Diatas 6 Tahun
Dan untuk anak-anak yang lebih tua dari 6 tahun, AAP mendorong orang tua untuk menempatkan "batas konsisten" pada waktu yang dihabiskan menggunakan media seluler dan memastikan waktu layar ponsel tidak menggantikan aktivitas fisik atau tidur mereka.
Sedangkan untuk orang dewasa jika melakukan hal yang sama maka akan menjadi lebih baik lagi.
Efek Fisik dari Waktu Menatap Layar Gadget
Kegemukan
Duduk di depan televisi atau komputer adalah "perilaku menetap," kata American Medical Association, yang artinya aktifitas itu tidak membakar banyak energi.
Remaja di AS menatap layar baik itu, televisi, komputer atau gadget mereka selama lebih dari empat jam sehari bahkan hingga tujuh jam, menurut Common Sense Media.
Dan itu, banyak dilakukan dengan keadaan duduk dan diam.
Kehilangan Waktu Tidur
Layar Ponsel, Televisi, Komputer dan kurangnya aktivitas fisik dapat memengaruhi waktu tidur mereka.
Sebuah studi pada tahun 2014 menunjukkan hubungan antara "waktu menatap layar yang berlebihan dan durasi tidur yang lebih pendek adalah prediksi masalah perilaku dan sosial, kinerja akademis yang buruk, dan kondisi kesehatan seperti obesitas."
Nyeri Tangan
Belum lagi keseringan melakukan texting (ngetik) dan bermain game di ponsel dapat berakibat buruk terhadap tangan kita.
Sebuah studi pada tahun 2015 di jurnal Muscle & Nerve menemukan bahwa mahasiswa yang waktu penggunaan gadget/ ponselnya tinggi, memiliki fungsi tangan yang lebih lemah, nyeri jempol dan cedera sendi berulang daripada siswa yang menghabiskan waktu lebih sedikit pada ponsel mereka.
Sakit Kepala
Sebuah studi pada tahun 2016 yang diterbitkan dalam Journal of Neurology and Psychology menunjukkan bahwa keluhan sakit kepala lebih tinggi pada orang-orang yang menggunakan ponsel lebih banyak daripada orang-orang dengan penggunaan telepon yang rendah.
Dan sakit kepala lebih lama dan lebih sering terjadi pada pengguna telepon yang berat juga.
Efek Mental dari Waktu Menatap Layar Gadget
Perilaku Obsesif
Baru-baru ini CNN melakukan penelitian tentang bagaimana remaja menggunakan media sosial dengan menganalisa akun media sosial dari 200 siswa kelas delapan di seluruh AS (dengan izin mereka).
Penulis penelitian menemukan bahwa semakin banyak anak-anak mengecek media sosial, semakin mereka merasa tertekan.
Dan beberapa orang dari mereka memeriksa akunnya lebih dari 100 kali sehari!
Psikolog klinis anak Marion Underwood, rekan penulis studi tersebut, mengatakan:
"Ini adalah kelompok usia yang memiliki banyak kecemasan tentang bagaimana mereka, apa mereka cocok dengan lingkungan, pada "kumpulan" mana mereka, apa status sebaya mereka. Ada ketakutan tersendiri ketika mereka menempatkan diri di sana, di media sosial dan mereka berharap banyak suka dan komentar dan afirmasi tetapi tidak menuntup kemungkinan, selalu ada seseorang yang dapat mengatakan sesuatu yang buruk.
“Saya pikir mereka kecanduan koneksi langsung dan penegasan yang bisa mereka dapatkan melalui media sosial. Untuk mengetahui apa yang dilakukan masing-masing, di mana mereka berdiri, untuk mengetahui berapa banyak orang menyukai apa yang mereka poskan, untuk mengetahui berapa banyak orang yang mengikuti mereka hari ini dan berhenti mengikuti mereka ... yang menurut saya ini sangat adiktif."
Pengaruh Negatif
AAP mengatakan peningkatan paparan layar dari televisi atau komputer dapat mempengaruhi pendapat seorang anak tentang hal-hal seperti junk food, alkohol, penggunaan tembakau atau perilaku agresif.
Misalnya, makanan dalam iklan yang ditujukan untuk anak-anak sering mengandung gula, lemak atau garam yang tinggi. Dan untuk anak-anak yang lebih besar, iklan video game dan cuplikan film dapat "memuliakan" kekerasan.
Gangguan Perhatian
Smartphone dapat menyebabkan masalah perhatian pada anak-anak dari segala rantang usia.
Dan pada anak-anak bungsu, penggunaan telepon oleh orang tua dapat berkontribusi pada masalah kurang perhatian pada anak-anak mereka.
Sebuah studi kecil di tahun 2015 menunjukkan bahwa ketika orang tua yang sedang fokus bermain dengan bayi atau anak-anak balita mereka, dan beralih kepada layar ponsel mereka, maka bayi atau anak-anak balita mereka akan meniru perilaku orang tuanya ini dengan bermain dengan mainannya atau bahkan dengan gadget/ ponselnya hanya dalam waktu singkat.
Dan studi di tahun 2015 lainnya menunjukkan bahwa pada orang-orang dari segala usia, termasuk remaja, pengguna ponsel dan internet berat cenderung lebih kehilangan konsentrasi, melupakan informasi, memiliki kesadaran spasial yang buruk dan sering membuat kesalahan.
Bahkan untuk saat ketika mereka tidak terhubung ke internet atau menggunakan ponsel mereka.
“Kegagalan kognitif” ini, mungkin termasuk lupa akan janji, tidak memperhatikan jalan dan rambu-rambu, melamun selama bercengkrama, dan lupa dengan apa yang ingin dilakukannya ketika ia berpindah dari posisi yang satu ke posisi yang lainnya.
Cara Mengurangi Waktu Bermain Gadget Anak
Atur Jadwal Waktu Penggunaan Gadget
Sebagai sebuah keluarga, orang tau harus secara proaktif berpikir tentang waktu penggunaan media seluler atau ponsel kepada anak-anak mereka.
Membicarakannya dengan anak-anak tentang hal itu. Mengatakan bahwa jika terlalu banyak waktu yang dihabiskan didepan layar ponsel atau media seluler dapat berarti bahwa anak-anak tidak memiliki cukup waktu di siang hari untuk bermain, belajar, bercanda dengan keluarga, atau tidur.
Intinya adalah bahwa orang tua menjadi mentor untuk anak-anak mereka.
Artinya mengajar mereka bagaimana menggunakannya menjadi alat yang bermanfaat, yakni untuk membuat terhubung, dan belajar.
Sebagai orang tua, Anda harus melepaskan ponsel Anda dari tangan Anda.
Tunjukkan kesadaran Anda sendiri di depan anak-anak Anda dengan meletakkan telepon Anda saat makan atau kapan pun mereka membutuhkan perhatian Anda.
Puji Perilaku "offline" Mereka
Ketika Anda melihat mereka mengendarai sepeda, menggambar, membangun blog Lego atau mewarnai, beri tahu mereka betapa Anda menyukai apa yang mereka lakukan dan tanyakan kepada mereka tentang hal itu, apa yang mereka buat.
Percakapan ini akan membantu mereka fokus pada kesenangan dunia 'nyata', dan mereka akan melihat bahwa aktivitas fisik mereka menarik perhatian Anda.
Tentukan Batas, dan Tetaplah Bersama Mereka
Ketika Anda memutuskan untuk membuat batasan waktu penggunaan gadget, pastikan batasan Anda dipahami oleh anak-anak Anda, dan konsistenlah terhadap apa yang Anda katakan.
Dan jika mereka telah melewati batas waktu penggunaan seperti yang telah Anda tentukan, tegakkan hukuman yang telah Anda tetapkan ketika membuat peraturan dirumah.
Katakan, bahwa mungkin mereka harus melakukan pekerjaan rumah (PR) sekolah.
Atau bahkan Anda bisa langsung mengambil ponsel dari mereka. Pastinya apapun itu, tetap berpegang pada batasan waktu yang telah Anda buat.
Walaupun terkadang mereka akan marah, menangis atau berteriak sekalipun.
Namun, ada cara terbaik bagaimana mengambil ponsel dari tangan mereka tanpa harus membuat mereka menangis, marah atau berteriak, yakni:
Saat batasan waktu yang telah Anda tentukan telah habis, katakan untuk berhenti, atau katakan saatnya mengerjakan PR, dan lain sebagainya.
Dan jika mereka tetap tidak mengindahkan kata-kata Anda, Anda bisa melakukan sesuatu yang lain, yang melibatkan mereka, dan menarik perhatian mereka.
Misalnya: Dengan jalan mengajak mereka bercanda, berguling ditempat tidur, ajak perang bantal, bermainlah dengan mereka, dan libatkan semua anggota keluarga.
Membatasi Waktu Menonton TV/ YouTube Anak-anak
Jangan pernah memberikan televisi sendiri di kamar tidur anak-anak Anda.
Jangan biarkan anak-anak Anda menonton TV saat makan atau saat mengerjakan PR mereka.
Jika Anda akan menonton acara favorit Anda, putuskan bahwa acara favorit Anda diwaktunya dan matikan TV ketika sudah selesai.
Namun, jika Anda tidak dapat menguranginya, paling tidak pantau mereka secara ketat.
Satu temuan yang paling mengejutkan, yakni sebuah penelitian yang dilakukan oleh CNN mengatakan bahwa:
Hampir semua orang tua sekitar 94 persen dari mereka meremehkan jumlah interaksi atau kasus pembullian di akun media-media sosial anak-anak mereka.
Dan masih dalam temuan hasil penelitian itu, para orang tua yang tetap mengawasi akun media sosial anak-anak mereka memiliki efek yang sangat besar pada kesehatan psikologis anak-anaknya.
Seorang pakar bahkan mengatakan bahwa pemantauan orang tua terhadap akun-akun media sosial anak-anak mereka dapat "secara efektif menghapus" dampak negatif dari konflik online anak-anak mereka. Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar